Ketahui kualitas layanan sendiri dari Mystery Shopping (The Intern: 2015)

Dalam edisi ini saya mengangkat film The Intern yang dirilis tahun 2015. The Intern mengisahkan Ben Whittaker (diperankan oleh Robert De Niro) yang di usia 70 tahun melamar menjadi pegawai magang (intern) dalam perusahaan AboutTheFit.com yang menjual pakaian secara online yang dimiliki dan dipimpin oleh Jules Ostin (Anne Hathaway). Dalam keseharian Ben di perusahaan tersebut, banyak pengaruh baik yang dibawanya ke organisasi dan pribadi Jules.

Untuk sinopsis lengkapnya tidak perlu saya ceritakan karena bisa menjadi spoiler (membocorkan akhir suatu film) dan juga kita fokus ke pelajaran bisnis dari film ini. Jika kita simak film ini, pelajaran bisnis yang muncul tampil jelas karena bagian dari alur cerita. Berikut pelajaran bisnis dari film The Intern.

Di awal-awal film, terdapat adegan seorang perempuan muda sedang menerima telepon pelanggan yang mengeluh kesalahan warna pakaian untuk acara pernikahannya. Penonton baru akan menyadari bahwa si penerima telepon komplain adalah Jules Ostin si pemimpin perusahaan ketika asistennya datang mengingatkan agenda berikutnya. Adegan ini menggambarkan betapa seorang pemimpin perusahaan mau langsung menerima telepon layaknya agent call center untuk mengetahui komplain-komplain yang sedang terjadi. Jules menjelaskan ke asistennya alasan dia melayani komplain tersebut karena dia bisa belajar banyak. “You know why I take customer service call? It is so good you learn so much” ujar Jules. Yang bisa dipetik di sini, pemimpin perusahaan bisa tahu kondisi layanan perusahaan jika turun langsung mendengarkan pelanggan.

Adegan menarik lainnya adalah di suatu pagi sebelum berangkat kerja, Jules menerima kiriman dari perusahaannya sendiri. Jules sengaja memesan sejumlah barang hanya untuk mengetahui kondisi barang yang dibeli saat diterima. Jules ingin mengalami dirinya dalam posisi pelanggan. Dalam adegan tersebut Jules tampak tidak terlalu senang dengan pembungkus paket yang diterima. Selanjutnya dia langsung mampir ke gudang dan mengajarkan langsung ke para pegawai pengiriman cara membungkus paket yang baik layaknya kado. Contoh yang baik diperagakan Jules bahwa untuk mengetahui kondisi produk yang kita jual, cara terbaik adalah menjadi pembeli produk kita sendiri (mystery shopping) serta langsung melakukan perbaikan.

Pelajaran terakhir bisa kita serap dari The Intern adalah dari sosok Ben Whitaker dan bagaimana perilakunya yang membuat dia menjadi disukai oleh pemimpin serta semua pegawai lainnya. Satu hal yang ada di diri Ben adalah dia mampu membaca situasi serta kebutuhan dan berinisiatif untuk menyelesaikannya. Di suatu adegan Ben tanpa diminta membereskan meja kerja yang berisi tumpukan berkas dimana Jules sudah risih melihatnya. Ben juga menawarkan diri untuk meyopiri Jules karena sopir Jules terlihat meminum alkohol sebelumnya. Serta bagaimana Ben melakukan analisa pembelian berdasarkan media periklanan yang digunakan. Beberapa contoh di atas membuat Ben menyenangkan dan bermanfaat bagi perusahaan, Jules, dan semua pegawai. Sosok Ben mencerminkan seorang pekerja yang matang dan mengerti kebutuhan perusahaan.  Ini dapat kita tiru dan jadikan panutan, lebih lagi Ben masih seperti itu di usia 70.

Demikian tiga pelajaran bisnis dari film The Intern. Film ini cukup mudah disimak pelajarannya karena tersurat dalam adegan. Dalam beberapa film lain mungkin pelajaran bisnis yang ada sifatnya tersirat, sehingga perlu dipahami konteksnya terlebih dahulu. Dalam tulisan selanjutnya akan diangkat film-film lain. Selamat menyaksikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *