High return high risk (Money Monster: 2016)

Normalnya judul di atas ditulis High Risk High Return. Tapi sayangnya tetap ada sejumlah orang yang pertama kali melihat return sebelum risk. Setidaknya inilah yang muncul di film Money Monster. Film yang dirilis tahun 2016 ini mengisahkan tentang suatu acara televisi berjudul Money Monster yang berisi rekomendasi jual atau beli atas saham-saham di bursa efek di amerika. 

Pembawa acara Money Monster Lee Gates (George Clooney) bersama direktur acara Patty Fenn (Julia Roberts) mengemas acara keuangan menjadi atraktif dan menghibur. Dikisahkan acara yang selalu disiarkan langsung ini cukup berpengaruh dalam membentuk rekomendasi saham. Hingga suatu ketika muncul seorang pemuda di studio dan menyandera Lee karena telah merugikannya puluhan ribu dollar karena terpengaruh rekomendasi yang diberikan Lee pada beberapa episode sebelumnya.

Dalam film ini saya pribadi menemukan dua hal yang menarik tentang industri pasar modal di Amerika. Pertama adalah istilah High-Frequency Trading. Sistem ini mengotomasi transaksi Jual atau Beli suatu saham berdasarkan algoritma tertentu. Sehingga ketimbang transaksi Jual atau Beli secara manual dilakukan oleh manusia, sistem High-Frequency Trading yang secara otomatis membeli atau menjual suatu saham. Kecepatan analisa dan transaksi serta untuk frekuensi yang sekaligus banyak adalah keunggulan dari sistem High-Frequency Trading. Kecepatan komputer dalam mengotomasi transaksi membuatnya unggul sehingga tidak kehilangan momentum transaksi saat tren mulai bergerak. Dalam Money Monster, pionir sistem ini adalah Ibis Clear Capital (ICC) dan membuat Lee sangat merekomendasikan sahamnya.

Hal menarik kedua adalah saat adegan Lee meminta kepada para penonton untuk langsung membeli saham ICC agar secara bersama dapat meningkatkan harga saham ICC. Lee berusaha meyakinkan penonton bahwa secara bersama dan masif harga saham bisa meningkat. Lee melakukan ini karena Patty mengingatkan bahwa acara mereka sedang ditonton mungkin oleh jutaan investor yang siap dengan account trading di genggaman mereka. Seraya Lee berusaha meyakinkan, digambarkan para penonton langsung membuka smartphone dan bertransaksi. Adegan ini menggambarkan bahwa di industri pasar modal di amerika investor individual sudah sangat lumrah karena mereka dimudahkan bertransaksi menggunakan smartphone. Atau justru sebaliknya, kemudahan bertransaksi di smartphone membuat jumlah investor individu meningkat.

Kembali ke judul di atas, pemuda bernama Kyle Budwell (Jack O’Connel) nekat masuk ke studio dan menodongkan pistol ke Lee sambil mengancam meledakkan bom di rompiyang dipasangkan ke Lee. Aksinya ini disebabkan karena Lee secara meyakinkan merekomendasikan saham ICC dan menambahkan saham tersebut sangatlah aman. Kyle marah pada Lee karena salah memberi rekomendasi karena ternyata harga saham ICC jatuh dari semula $75 menjadi sekitar $3. Kyle yakin saham ICC aman karena Lee menyebutkan tidak ada yang seaman saham ICC, meski itu obligasi, dana pensiunan ataupun tabungan. Belakangan Lee mengakui bahwa kalimat itu dia lebih-lebihkan. 

Hilangnya uang Kyle karena membeli saham ICC yang kemudian harganya jatuh adalah pelajaran inti dari film ini. Kita mungkin sudah paham bahwa investasi risiko tinggi memberikan hasil yang tinggi (high risk high return). Namun jika kalimatnya dibalik, kita tidak selalu sadar bahwa investasi dengan hasil tinggi adalah investasi yang berisiko tinggi (High return high risk). Ketidaksadaran muncul karena kita sendiri yang langsung tergiur atau karena percaya penuh pada orang yang merekomendasikannya, seperti yang dialami Kyle Budwell.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *