Film Christopher Robin yang diproduksi tahun 2018 ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Christopher Robin yang tinggal di Sussex suatu desa kecil di Inggris. Di masa kecilnya Christopher selalu bermain bersama teman-teman binatangnya bernama Winnie the Pooh (beruang madu), Piglet (babi), Tigger (harimau), Eeyore (keledai), Rabbit (kelinci), dan beberapa lainnya. Dikisahkan Christopher berpisah dengan teman-temannya tersebut karena mulai masuk ke sekolah berasrama serta tumbuh besar menjadi pria dewasa yang bekerja dan tinggal di London bersama keluarganya.
Christopher dewasa diperankan oleh Ewan McGregor, dikenal sebagai Jedi bernama Obi-Wan Kenobi di Star Wars saga, bekerja di perusahaan pembuat koper wisata (travel luggage) bernama Winslow Luggage. Jabatan Christopher adalah sebagai Efficiency Manager yang bertanggung jawab mengelola beban biaya perusahaan. Di suatu kesempatan, putra pendiri perusahaan yang bernama Giles Winslow memerintahkan Christopher untuk menurunkan biaya perusahaan sebesar 20% dengan cara apapun. Giles meminta Christopher untuk menyampaikan rencana pelaksanaannya di rapat hari Senin yang akan dihadiri oleh pendiri perusahaan, Old Man Winslow. Rapat di hari Senin ini berarti Christopher harus bekerja di akhir pekan sehingga harus membatalkan rencana liburan bersama istrinya Evelyn dan putrinya Madeline.
Ilmu bisnis yang berharga untuk dipetik dari film ini adalah pada solusi yang dipikirkan Christopher untuk mencapai target efisiensi 20%. Solusi awal yang disodorkan Giles dan dituruti oleh Christopher adalah dengan memecat sejumlah orang. Perhitungan penghematan telah dilakukan oleh Christopher sepanjang akhir pekan dan siap untuk dipresentasikan di hari Senin. Namun alur cerita berkata lain, kertas-kertas dokumen perhitungan tersebut tertinggal di hutan di desa Sussex tempat Evelyn dan Madeline berakhir pekan. Petualangan Madeline bersama Pooh, Tigger, Eeyore, Rabbit, dan Piglet dimulai yakni mengantarkan dokumen yang tertinggal tadi dari Sussex ke kantor Christopher di London.
Petualangan berakhir tragis, dokumen-dokumen yang dibawakan Madeline terbang terbawa angin dan hanya potongan kecil yang tersisa. Potongan dokumen yang tersisa tersebut adalah diagram market segment dari Winslow Luggage yang menyasar konsumen kaya yang merupakan 5% dari populasi (puncak piramid). Saat Eeyore dengan sedih berkata bahwa petualangan ini sia-sia, Evelyn menanggapinya “it all depends on how you look at things”. Christopher langsung tersadar dan menemukan solusinya dengan perspektif berbeda. Di rapat perusahaan, Christopher menjelaskan ke jajaran pemimpin Winslow Luggage bahwa solusinya adalah dengan mengganti pasar sasaran dari yang semula segmen terkaya menjadi segmen pasar terbawah (bottom of the pyramid).

Christopher berargumen dengan membuat koper wisata yang lebih murah maka segmen terbawah tersebut mampu membelinya. Selanjutnya tinggal membuat segmen terbawah tadi terdorong untuk berlibur yang tentunya akan butuh koper wisata. Christopher menambahkan, langkah pertama adalah menyasar ribuan karyawan grup Winslow sendiri dengan memberikan cuti berbayar (paid holidays) ke para karyawannya sehingga mereka terdorong untuk berlibur. Dengan penjelasan tersebut, Christopher sukses menyakinkan pendiri perusahaan untuk menjalankan idenya.
Christopher Robin menunjukkan bagaimana menerapkan strategi bisnis “Fortune at The Bottom of The Pyramid” yang ditulis C.K. Prahalad dan S. L. Hart tahun 2002. Mengutip Prahalad dan Hart di tulisan tersebut, konsumen di Bottom of the Pyramid bukan hanya mampu dan memiliki daya beli, tapi perusahaan dapat juga meraih keuntungan dengan strategi yang tepat saat menyasar segmen tersebut.