Hidden Figures tayang perdana di tahun 2016 dan menjadi nominasi Best Picture di Academy Awards 2017. Film ini mengisahkan tiga wanita kulit hitam yang merintis karir di National Aeronautics and Space Administration (NASA) di tahun 1961. Saat itu Amerika masih sangat rasialis di mana perbedaan warna kulit menjadi hambatan warganya dalam berkembang. Kondisi sulit juga dialami oleh ketiga tokoh wanita kulit hitam dalam film ini.
Peran utama di Hidden Figures adalah Katherine Goble (diperankan oleh Taraji Henson) yang ditugaskan di Space Task Group karena kemampuannya dalam matematika. Dua sahabatnya yang juga bekerja di NASA adalah Mary Jackson (Janelle Monae) yang ditempatkan di lab prototype karena kemampuannya di bidang Fisika serta Dorothy Vaughan (Octavia Spencer) yang bertugas di West Computing Group. Ketiga sahabat ini mengalami hamabatan masing-masing dalam pekerjaannya terutama karena mereka adalah perempuan berkulit hitam. Film ini sangat kuat dalam menunjukkan kegigihan mereka dalam mencapai tujuan hidupnya. Namun karena rubrik ini adalah pelajaran bisnis dan bukan mengenai pelajaran kehidupan maka potongan adegan yang saya kutip adalah yang terkait dunia bisnis.
Katherine Goble dikisahkan sangat ahli dalam melakukan perhitungan. Penugasannya di Space Task Group adalah sebagai ‘komputer’. Untuk diketahui, komputer di tahun 1961 bukanlah perangkat elektronik seperti sekarang, melainkan orang yang bertugas melakukan perhitungan/komputasi. Jabatan komputer adalah yang paling rendah di grup Katherine bertugas. Namun mahir berhitung saja tidak cukup bagi Katherine. Dalam beberapa kesempatan, Katherine mengambil inisiatif mengerjakan perhitungan matematika lintasan roket NASA langsung di papan tulis besar di ruangan yang bisa dibaca oleh semua orang. Dari sini, rekan kerja dan atasan mulai mengakui dan menghormati Katherine karena mampu berkontribusi kepada organisasi. Mahir dalam pekerjaan saja tidak cukup kalau kemahiran tersebut tidak bermanfaat atau diketahui organisasi.
Lain halnya dengan Mary Jackson dalam upayanya menjadi Engineer wanita pertama di NASA. Hambatan terakhir yang dihadapi adalah Mary harus memiliki kualifikasi pendidikan lanjutan dari Universitas Virgina yang saat itu khusus untuk kulit putih. Mary lantas mengajukan permohonan ke pengadilan di Virgina untuk mendapat persetujuan. Satu hal yang menarik untuk dipelajari adalah teknik Mary saat bernegosiasi dengan hakim. Mary mengawalinya dengan meminta berbicara lebih dekat agar isi pembicaraan tidak diketahui seisi ruang sidang. Selanjutnya Mary menyampaikan bahwa hakim memiliki sejumlah reputasi terpandang yakni selalu menjadi yang pertama. Pertama di keluarganya bertugas di US Navy dan juga lulusan universitas serta hakim pertama yang ditunjuk oleh tiga gubernur Virgina berturut-turut. Mary menggunakan fakta tersebut untuk menggiring ide bahwa usulannya melamar sebagai siswa di Universitas Virginia akan membuat hakim makin terpandang karena membuat terobosan membolehkan wanita kulit hitam kuliah di Universitas Virginia. Upaya Mary berhasil. Dari adegan ini Mary mencontohkan bagaimana pengetahuan yang tepat tentang lawan bicara akan berhasil untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu negosiasi.
Sementara Dorothy Vaughan dikisahkan memiliki kemampuan teknik. Tugasnya di West Computing Group sebagai pemimpin para ‘komputer’ yang berjumlah sektiar 20-an orang. Suatu ketika NASA mendatangkan Mainframe (komputer besar) dari IBM. Dorothy menyadari bahwa mainframe ini bertugas sama dengan timnya yakni melakukan komputasi, sehingga akan mengancam pekerjaannya dan timnya. Dorothy tidak lantas panik dan mensabotase mainframe tersebut. Yang dilakukan Dorothy adalah pergi ke perpustakaan kota dan mencari buku tentang cara mengeoperasikan mainframe IBM. Buku tersebut mengenai bahasa pemrograman Fortran yang tetap digunakan di IBM hingga saat ini. Seusai mempelajari buku dan diam-diam mencoba di mesin, Dorothy mengajarkan ilmunya ke semua timnya serta menjelaskan bahwa Fortran adalah masa depan. Hingga suatu ketika lab mainframe IBM NASA membutuhkan banyak operator, Dorothy dengan percaya diri mengatakan bahwa dirinya dan semua timnya siap dan mampu untuk langsung bertugas. Dorothy mengajarkan kita bahwa cepat atau lambat, untuk sejumlah pekerjaan, mesin akan menggantikan manusia. Pilihannya dua, tersingkir saat mesin datang atau siap dan mampu mengoperasikan saat mesin datang. Dorothy menunjukkan pilihan kedua adalah yang terbaik.